T-REC
semarang-komunitas-reptil-semarang-gejala-klinis-gigitan-ular-berbisa
Gejala klinis gigitan ular berbisa
GEJALA
KLINIS :
Secara umum, akan
timbul :
-
gejala lokal
dan
-
gejala
sistemik
pada semua
gigitan ular.
Gejala lokal:
-
edema,
-
nyeri tekan
pada luka gigitan,
-
memar sampai
dengan nekrosis,
-
ekimosis
(kulit kegelapan karena darah yang terperangkap di jaringan bawah kulit).
Gejala sistemik:
-
hipotensi,
-
otot
melemah,
-
berkeringat,
-
menggigil,
-
mual,
-
hipersalivasi
(ludah bertambah banyak),
-
muntah,
-
nyeri
kepala,
-
pandangan
kabur.
Efek sistemik spesifik
Efek
sistemik spesifik dapat dibagi berdasarkan:
Koagulopati
-
Beberapa
spesies ular dapat menyebabkan terjadinya koagulopati.
-
Tanda tanda
klinis yang dapat ditemukan adalah keluarnya darah terus menerus dari tempat
gigitan,
-
venipuncture
dari gusi dan bila berkembang akan
menimbulkan hematuria,
-
haematomesis,
-
melena dan
batuk darah.
Neurotoksik
-
Gigitan ular
ini dapat menyebabkan terjadinya flaccid paralysis.
-
Ini
biasanya berbahaya bila terjadi paralisis pada pernafasan.
-
Biasanya
tanda-tanda yang pertama kali dijumpai adalah pada saraf kranial seperti
o
ptosis,
o
oftalmoplegia
progresif bila tidak mendapat anti venom akan terjadi kelemahan anggota tubuh
dan paralisis pernafasan. Biasanya full paralysis akan memakan waktu + 12 jam, pada
beberapa kasus biasanya menjadi lebih cepat, 3 jam setelah gigitan.
Miotoksisitas
-
Miotoksisitas
hanya akan ditemukan bila seseorang diserang atau digigit oleh ular laut.
-
Ular yang
berada didaratan biasanya tidak ada yang menyebabkan terjadinya miotoksisitas
berat.
-
Gejala dan
tanda adalah :
o
nyeri otot,
o
tenderness,
o
mioglobinuria dan berpotensi untuk terjadinya
gagal ginjal,
o
hiperkalemia
dan
o
kardiotoksisitas
sumber